Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

MERETAS KOMUNIKASI SEBAGAI RUANG SIMBOLIK

Gambar
Sebagai Basis Berpikir Quod factum est, infactum fueri nequit . Sesungguhnya jika suatu peristiwa terjadi, maka tidak akan ada sesuatu yang dapat mengubahnya. Papatah latin ini bergerak dari kesadaran bahwasanya segala peristiwa yang baik dan jahat merupakan bagian dari sejarah hidup manusia. Realitas manusia tak terbatas pada kehadirannya sebagai subyek (persona) , tetapi juga mencakup persoalan-persoalan (dinamika) sebagai peristiwa yang tidak bisa terelakan. Kompleksitas permasalahan yang muncul di masa postmodernisme, bukan hanya terkait persoalan filosofis, tetapi juga terelaborasi dengan masalah politik, sosial dan budaya, yang secara teoritis dan praktis mempengaruhi pola komunikatif suatu masyarakat madani (civil society). Jurgen Habermans, sebagai salah seorang filsuf kontemporer yang sangat getol meneliti esensi masyarakat yang komunikatif serta ilmu-ilmu sosial masyarakat modern lainnya, berpendapat bahwa tema persoalan postmodernisme tidak hanya menjadi topik diskursus

IKAN BERTELUR EMAS

Gambar
____ Pada mulanya adalah egois; melepas beban yang mendera dan dengan paksa membaginya pada isi kepala sang perempuan. Kasar memang; buah dari ego selalu adalah kehancuran. Katanya ia sudah tenang, setelah seharian menghela nafas yang sesak dengan kecewa. Seperti segerombolan ikan laut lepas yang dirayu berenang dalam aqurium yang sesak. Umpatan yang keluar dari mulut lelaki yang katanya dititipkan untuknya, tepat membuatnya berdarah tanpa tinggalkan bekas luka. Sakitnya tepat pada inti hati hingga sepasang matanya harus berjuang mengiklaskan pipihnya basah. Iklas katanya -- mungkin ini jenis sedih yang belum tertera dalam kitab tata bahasa makhluk antah-barantah. Sekarang percakapan yang tertinggal hanya oleh ujung jari dan penyesalan; mereka berdebat apa yang harus dibuat. Merayakan sesal dengan enggan berbicara; atau berempati kepada isi hati yang ingin sekali memeluk; kali-kali ada harap yang masih bisa dibawa pulang atau sedikit tidaknya kesempatan untuk mengulang. Percayalah perk

De Te Fabula Narratur

Gambar
____ Hati yang mencinta namun tengah tenggelam dalam kedukaan dan keputusasaan agaknya terlalu mudah dihadapkan pada benderang iman. Saat semua orang masih merasa perlu memejamkan mata, disodorkan ke sana sorotan tajam bernama hiburan iman dengan segala macam konsekuensi dan tawarannya yang menyilaukan. Berada pada banyak pilihan dan kemungkinan-kemungkinan. Saat manusia merasa ada sesuatu yang tidak beras di bumi, aku pun ikut berduyung-duyung bersama semua umat, menepi pada relasi vertikal dengan sosok yang sekiranya dapat menjelaskan kenapa manusia ada dan untuk apa. Tapi perjalanan ini tidak mudah. * * Aku memang terhitung sebagai satu dari sekian banyak hiruk pikuk di bumi. Suara Adzan dan dentingan  lonceng gereja yang meriuh rendah tak sedikit pun buat aku terkejud, bersujud sembah. Atau sedikit tidak, merasa bahwa aku hanya sebuah defenisi dari kerapuhan. Aku hanya asyik dengan duniaku. Menjejal tiap detik sambari menanti kapan semesta menghendaki aku untuk berhenti. Ibadahku

Ziara Waktu (coretan satu)

Gambar
05:20 Candu sang lelaki sederhana; tidak ada yang berbeda seperti pagi-pagi yang lalu. Mengawali hari dengan ucap selamat pagi yang seakan jadi litani yang paling sering didaraskan. Tidak lupa ritual pengingat; "jangan lupa isi perutmu, jika tidak sempat, bawa serta dengan sebotol air minum, agar kerjamu lancar dan pikirmu tenang". Percayalah ini hanya ritual sederhana dengan bentuk lain yang sering disajikan oleh laki-laki normal pada umumnya. Akan menjadi tanda pengingat bila kelak kau tidak mendapatkannya lagi. Seperti biasa barisan deret pesan dengan emoticon senyum, peluk atau yang berbentuk hati seakan megaminkan doa sederhana yang pagi-pagi buta telah dilantunkan oleh sang lelaki. 07:00 Ruang celoteh virtual mulai ribut; sang kekasih yang berlari dengan langkah kecil dari kamar menuju kapela. Disambung doa sederhana yang sempat ia bisikan pada TuhanNya. Sedangkan sang lelaki di seberang tengah sibuk berjuang memungut serpihan mimpinya, sembari berpikir apalagi yang per