Sebuah catatan_-NAM AIR IN641

Di ketinggian tiga puluh ribu kaki (sebut saja), seorang lelaki duduk diam di antara denting mesin dan udara tipis yang nyaris tak bergerak. Dari jendela kecil pesawat, dunia tampak kecil dan tak banyak keributan; bak paradoks dalam sebuah perjalanan. Ia telah lama hidup di bawah bayang-bayang abstrak: menjadi tenang, menjadi teguh, menjadi percaya, menjadi seperti yang diharapkan banyak mata. Tapi semakin keras ia mencoba memenuhinya, semakin ia kehilangan keping-keping dari dirinya sendiri. Ekspektasi bukan lagi sekadar dorongan, melainkan kabut yang menutupi pandangan; membuatnya ragu apakah semua yang sedang ia tapaki masih disebut layak? Dalam kepalanya, tuduhan-tuduhan kecil berkeliaran seperti serangga di cahaya: tak pernah benar-benar menyakitkan, tapi cukup untuk mengusik. Dipaksa menjelaskan apa yang bahkan tidak pernah menjadi bayangan. Entah berapa orang yang percaya; atau sekadar merasa bahwa ada jenis ketakutan yang tak bisa dijelaskan; bukan takut ...