Gadis Kecil
Kecantikan adalah tawaran bisu. Seorang gadis kecil menghabiskan harinya dengan riuh pada kepala. Keahliannya adalah memanipulasi senyum jadi tameng yang paling kuat untuk menyembunyikan hati yang rapuh. Perlahan ia belajar untuk meyakinkan dirinya bahwa bahagia itu bukan pilihan, tapi sebuah taman yang sudah Tuhan ciptakan sebelum manusia ada. Kenangan dan ingat akan masa-masa indah yang masi basah seakan hadir sebagai buah terlarang yang dimakan oleh perempuan pertama. Buah terlarang itu tak disantap habis olehnya, potongan yang tersisa ia berikan kepada sang lelaki sesaat sebelum Tuhan mengutuk dan menyiksa ular penggoda. Sang lelaki pun sempat menyantapnya - entah karena ingin tahu atau karena desakan dari kekasihnya. Lelaki selalu takluk dengan pinta sosok gadis yang melekat di hati. Hukum yang sama berlaku sebaliknya. Lantas kenang tersebut beranak pinak dan membuatnya terbiasa bersahabat dengan air mata. Gadis kecil akhirnya akrab dengan luka dan kenangan yang adalah dosa.